Pura Batur atau Pura Ulun Danu pertama kali didirikan pada abad ke-17. Pura ini juga disebut sebagai pura kayangan jagat yang disusun oleh masyarakat umum yang didedikasikan untuk dewa Wisnu dan Dewi Danu,yang dalam konsep masyarakat Batur dikenal sebagai Batari Dewi Danuh. Danau Batur, danau terbesar di Bali, dianggap paling penting di pulau Bali sebagai sumber air utama untuk kegiatan pertanian di Bali. Kata 'Pura' berarti "Pura atau Kuil", sedangkan dua kata ulun "kepala" atau "sumber" dan danu "danau" merujuk ke Danau Batur, diterjemahkan sebagai "sumber danau". dan dengan demikian nama Pura secara harfiah berarti "Pura Sumber Danau". Kata 'batur', setelah desa Batur di mana Pura itu berada, berarti "murni" atau "bersih secara spiritual". Definisi Pura Ulun Danu menggambarkan pentingnya air bagi kemakmuran penduduk desa Batur dan bagi seluruh komunitas Hindu di Bali, terutama dalam mengairi sawah di pulau Bali.
PEMINDAHAN KE LOKASI YANG BARU AKIBAT LETUSAN GUNUNG BATUR
Pada tahun 1917, Gunung Batur meletus dengan dahsyat dan menghancurkan sekitar 65.000 rumah, 2.500 pura, dan ribuan nyawa. Namun, secara ajaib, letusan itu berhenti tepat di kaki Pura Ulun Danu Batur. Orang-orang menganggap ini sebagai pertanda baik dan memutuskan untuk tetap tinggal di sana. Namun, pada tahun 1926, Gunung Batur meletus lagi dan kali ini menutupi seluruh pura, kecuali pelinggih (bangunan suci) tertinggi yang merupakan tempat pemujaan kepada Dewi Danu. Warga desa kemudian bersikeras untuk memindahkan pura ke tempat yang lebih tinggi dan aman dari ancaman gunung berapi. Mereka membawa pelinggih yang masih utuh dan membangun kembali pura di desa Kalanganyar, sekitar 700 meter dari lokasi aslinya. Proses perpindahan ini dilakukan dengan upacara besar-besaran yang melibatkan ribuan orang dari berbagai desa di Bali.
Setelah masa kekacauan berlalu akhirnya keadaan bisa pulih seperti semula. Pada tahun 1935 masehi, Pura Ulun Danu Batur selesai dibangun. Dilanjutkan dengan segala upacara dan upakara selayaknya pembangunan sebuah parahyangan untuk pemujaan yang maha kuasa. Pelaksanaan upacara dilakukan Bulan Purnama di Bulan April tahun 1935 dan mulai saat itulah ditetapkan sebagai pujawali di Parhyangan Pura Ulun Danu Batur sebagai hari ngusaba kadasa berlanjut sampai hari ini, Mulai saat itu daerah Kalanganyar disebut dengan Desa Pakaraman Batur.
.